Babe Suryo; Eulogi.

Christian Theo
2 min readMay 16, 2022

--

Tadi malam, Babe berpulang. Spontan aku beranjak ke gudang, mencari buku refleksi yang entah ada di mana. Kucari jejak tulisan-tulisan Babe yang merespon isi kepalaku waktu itu, bak beradu sajak saking tidak jelasnya yang ada di catatanku.

Di suatu waktu, hari terasa lebih berat dari biasanya dan Babe “hanya” merespon dengan sajak Pak Sapardi yang bisa kau baca di bawah. Terlihat sepele untukmu — mungkin tidak menarik, tapi catatan ini berarti besar dalam perjalanan dan pilihan-pilihan kala itu. Pada catatan ini, aku merasakan cura personalis pada taraf yang sedemikian dekat, pada makna yang berbincang-bincang dan bertautan antara dua tulisan di bawah.

Seharusnya catatan ini bersifat personal dan tidak untuk dibaca siapa pun, tapi aku ingin membagikannya padamu untuk kau interpretasi dengan caramu sendiri. Aku tidak sedemikian dekat dengan Babe akibat diriku yang hilang saat itu, sehingga hanya dengan catatan-catatan inilah aku berusaha membagikan cerita yang kami miliki dengan Babe.

Jika kamu yang membaca ini tengah berupaya menemukan hal-hal yang lama hilang dalam dirimu, semoga segera kembali padamu, lalu simpan dan jaga baik-baik.

Theo

Jumat, 23 Januari 2015

Biarkan aku mengakui bahwa benar dan nyata jika aku terlihat bingung dan tak henti mereka-reka sambil mengeja.

Sebab aku abai dan lalai,
bahwa masih ada yang lebih temaram
dari senja yang lelah dan lamban.

Ada yang lebih basah dari hujan yang
turun sesiangan hingga sore;
bahwa ada yang lebih putus asa
dari kabut pagi yang pekat dan sendu
hingga hilang setelah mengelabu.
Masih ada dan harus terus ada,
yang lebih tabah dan abadi dari bebatuan;
lumut yang tak lagi kehijauan.

Masih ada dan harus terus ada,
yang memilih dan melangkah
memilih lalu melangkah

dan melangkah,

melangkah lalu memilih

dan melangkah,

dan memilih melangkah:

— hidup.

Babe

Requiescat in Pace, Romo, Sugeng tindak. Matur nuwun sudah dimanusiakan…

--

--